Kamu selalu tahu, ketakutanku akan laut. Betapa aku sangat menghindari laut. Laut adalah mimpi buruk buatku. Perlahan namun pasti kamu menghampiriku, berkata semua akan baik-baik saja. Pelan, jemari tanganmu menggenggam jemari tanganku. Meyakinkanku. Ya, selalu kamu yang bisa mengusir semua ketakutan itu. Kamu lebih baik dari semua terapi-terapi yang pernah aku lakukan.
Pelan namun pasti senja mulai turun, kita berdua duduk bersama menerawang ke sudut tiada batas. Sepintas kulihat wajahmu yang kamu biarkan terhempas angin. Kamu tersenyum sembari melihatku. Aku hapal persis tatapan itu, tatapan yang selalu membuatku jatuh hati berkali-kali. Tatapan yang akan selalu mengingatkanku lagi. Pandangan yang kelak mungkin akan kurindukan atau bahkan mungkin aku takut temui lagi. Pandangan yang tidak mungkin akan terimitasi.
Untuk pantai yang namanya sulit kuingat lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar