Senin, 07 Desember 2009
ALS
Amyotrophic lateral sclerosis adalah suatu bentuk penyakit motor neuron. ALS yang biasa disebut Maladie de Charcot, adalah suatu penyakit yang progresif dan fatal. Penyakit neurodegenerative disebabkan oleh degenerasi dari motor neuron, sel-sel saraf di sistem saraf pusat yang mengendalikan gerakan spontan otot. Kondisi ini biasa disebut penyakit Lou Gehrig di amerika utara , setelah seorang ikon pemain baseball Yankees New York di diagnosa menderita penyakit ini pada 1939 dan meninggal pada tahun 1939 dalam usia 37 tahun. Sekarang ini, fisikawan terkenal Stephen Hawking dan gitar virtuoso Jason Becker adalah orang terkenal, yang menderita ALS dan masih hidup hingga saat ini. Gangguan ini menyebabkan kelemahan otot dan atrofi di seluruh tubuh baik bagian atas dan bawah neuron motor merosot, berhenti untuk mengirim impuls pesan ke otot. Karena idak bisa berfungsi, otot secara bertahap melemah, mengembangkan fasciculations (berkedut) karena denervation, dan akhirnya atrofi karena itu denervation. Akhirnya, penderita mungkin kehilangan kemampuan untuk memulai dan mengendalikan semua gerakan sukarela. Hanya kandung kemih dan usus sfingter dan otot-otot pergerakan mata yang bertugas atas yang mampu (tetapi tidak selalu) selamat.
Fungsi kognitif umumnya terhindar kecuali dalam situasi tertentu seperti ketika ALS dikaitkan dengan frontotemporal demensia. Namun, ada laporan tentang perubahan kognitif lebih halus dari jenis frontotemporal pada banyak pasien ketika tes neuropsikologi rinci digunakan. Sensorik saraf dan sistem saraf otonom, yang mengendalikan fungsi-fungsi seperti berkeringat, umumnya tetap fungsional.
Jumat, 19 Juni 2009
Seminggu menjelang UAS
Tak terasa sudah ujian akhir menunggu di depan mata. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi perang suci kali ini. Minggu tenang yang diharapkan oleh para mahasiswa terbang sudah. Berganti dengan minggu pembalasan. Bagaimana tidak, tugas yang sudah hampir klimaks batas waktunya bertumpuk di minggu ini. Tuhan memang adil, tuntas sudah kemalasan saya semester ini dibalas dengan serangan bertubi-tubi asisten praktikum bagai lintah darat meminta laporan-laporan yang selama ini terbengkalai(hehe..buat indra ma faqih sori ya). Jadwal tidur saya pun berubah dari rata-rata jam dua malam menjadi subuh (meskipun jadwal bangun juga berubah dari jam enam jadi jam sembilan).
Wabah ‘menjelang ujian’ ini ternyata tidak saya alami sendiri. Dari hasil pengamatan saya, setidaknya sembilan puluh persen teman saya juga tertular wabah yang sama. Jika ini terus berlanjut, saya takut suasana kampus menjadi horor. Asisten dosen Thermodinamika saya faqih misalnya, hari ini dia mencukur rambutnya yang aduhai. Bukannya apa-apa, kalau menghadapi ujian saja rambutnya sudah dipotong, rambut mana lagi yang akan dia potong ketika menghadapi ujian lain seandainya kepalanya sudah licin?. Itu baru satu, lain lagi dengan Yasir. Yasir ini entah kenapa menjadi sangat terobsesi dengan film ketika cinta bertasbih. Hampir setiap teman sekelas diberinya nama tokoh film tersebut. Dan yang lebih parahnya tokoh Azam yang sangat mulia tersebut dianugerahkan Yasir kepada seorang makhluk bernama Ahamad Wafy El Khobeiri!. Astaghfirullahal’adzim
Tapi dari aroma ini saya bisa merasakan energy positif dari teman-teman. Saya selalu percaya bahwa saya memiliki teman-teman yang sangat luar biasa dan pantang menyerah. Satu hal yang perlu diingat adalah kegagalan bukanlah akhir segalanya. Mungkin pada ujian tengah semester lalu kita kurang bisa memaksimalkan upaya kita. Dan tiada kata terlambat untuk itu. Saya sendiri sempat merasa down dan berkecil hati dengan hasil ujian saya pada tengah semester ini. Namun, saya kembali teringat doa dan harapan dari ibu saya. Jujur hanya itu motivasi saya sekarang ini. Saya percaya Tuhan akan selalu membantu niat saya itu. Dan saya yakin anda semua juga memiliki motivasi yang sama. Untuk membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Percayalah bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia yang tanpa batas ini.
Terakhir saya meminta maaf apabila saya selama ini banyak berbuat salah. Semoga semua berjalan seperti yang kita inginkan dan semua itu di ridhoi oleh-Nya.Amin. Ganbatte!!Jia You!!Semangat!!
Let’s hold hand together
We can share forever
Maybe someday the sky
will be coloured with our love
Rabu, 10 Juni 2009
refresh
lihat hasilnya...
anda akan tahu tentang rahasia microsoft.hehe
selamat mencoba
Senin, 08 Juni 2009
Afry di masa kelas tiga sma (Part I)
Entah kenapa malam ini saya kembali teringat masa-masa saya bersekolah. Salah satu masa yang penuh intrik, menyenangkan sekaligus masa pembentukan karakter, tak terkecuali bagi saya. Banyak kenangan yang terekam dalam ingatan saya, tapi kali ini saya hanya akan bercerita tentang masa kelas tiga saya, atau lebih tepatnya kelas dua belas. Kelas ini disebut kelas dua belas ipa satu. Tak ada satu pun wanita disini, atau bisa dikatakan semua penduduknya adalah pria. Bisa dibayangkan betapa suramnya kelas kami. Bau keringat,bau kaki sudah menjadi kebiasaan disini, tidak mengherankan apabila kelas kami dinobatkan menjadi salah satu kelas paling jorok dan yang paling memabukkan. Saya sendiri memecahkan rekor dengan tidak pernah mencuci celana PDH saya (semacam pakaian identitas sekolah) selama tiga tahun penuh. Dan terus terang saya tidak bangga dengan rekor tersebut.
Seperti biasa, pada pagi hari saya selalu telat masuk. Namun saya selalu menikmati kemalasan ringan seperti ini karena semua itu selalu kembali pada prinsip,”telat pun harus dilakukan dengan semangat”. Sebelum memulai pelajaran di kelas, tradisi tadarus dilakukan lima belas menit. Namun banyak sebagian teman saya yang menggantinya dengan makan pagi, menonton tv, maupun melanjutkan tidur pagi. Saya hanya bisa menggelengkan kepala. Berulang kali saya mengingatkan mereka, tapi hujatan-hujatan yang sering saya terima (bayangkan kisah nabi musa). Anda tahu sebabnya? Karena pada saat tadarus dimulai, saya belum sampai dikelas karena telat.
Tidak berbeda dengan kalian, pelajaran adalah satu hal yang paling menjenuhkan. Bahkan saking ekstrim-nya hampir delapan puluh persen populasi kelas tertidur di kelas. Dan saya sekali lagi termasuk daftar begundal-begundal penidur tadi. Kadang kami bingung, apakah di dalam kelas kami terdapat roh-roh halus yang suka membuat kantuk kami. Saya sangat jengkel terhadap kemalasan seperti ini, pernah kami satu kelas membuat upacara memanggil makhluk halus tadi. Bukan untuk memintanya pergi, melainkan membuat ngantuk sang guru juga. Untungnya, guru-guru disini sangat baik. Selain sangat tahan terhadap bau-bau tidak jelas tadi, mereka juga tidak pernah memarahi kami karena tertidur. Alasan mereka sangat mulia,”Lebih baik kalian tidur daripada mengganggu proses belajar mengajar”. Kami pun sangat menghormati dan menghargai dedikasi beliau-beliau tadi dengan penuh keikhlasan. Dan akhirnya proses belajar mengajar pun berjalan dengan damai dan lancar.
(bersambung ke Part II)
Senin, 11 Mei 2009
Sebuah karya Taufiq Ismail
Di atas podium seperti akan tikam-tikaman
Konstituante bagai terbakai panasnya perdebatan
Tapi sehabis siding waktu makan siang
Merekaduduk berhadapan satu meja
Bercakap-cakap begitu wajarnya
Bung Karno dan Muhammad Natsir
Berpolemik keras di media massa
Berbeda ide nyaris bagai masyrik dan maghrib
Tapi bila berjumpa maka
Wajah cerah bagai abang dan adik saja
Desember
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini
Menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi meneteskan luka menetas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Minggu, 03 Mei 2009
Alone in Saturday night..
Jumat, 01 Mei 2009
Si Ikal
Kali ini saya akan bercerita. Sedikit memalukan sebenarnya (yang penting cerita!). Hal ini bermula ketika rambut saya yang belakangan menjadi buah bibir di kalangan kampus. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa rambut saya ikal (bukan keriting)dan selalu saya keramas tiap dua hari sekali, meski kadang kudu minta ke tetangga. Untuk gampangnya sebut saja rambut saya sebagai “si ikal”. Saat ini si ikal sedang dalam situasi krisis yang mengkhawatirkan. Pertama warna indahnya yang dulu hitam kini mulai nampak kemerahan. Saya tidak tahu apakah ini efek gel yang dulu saya sering gunakan. Rudi hadisuwarno pernah menyarankan untuk memakai orang-aring. Hanya saja si ikal tidak suka baunya, begitu juga saya. Mungkin juga akibat hiking berlebihan tanpa penutup kepala. Namun hal yang lebih tragis adalah tekstur si ikal yang hampir mirip kawat. Kaku-kaku gimana gitu. Menyedihkan.
Mungkin anda menganggap saya jorok atau kurang perawatan. Namun percayalah, saya selalu menyayangi si ikal. Inilah yang menjadi permasalahan kedua. Kebetulan saat ini saya sedang bersiap-siap mengadakan acara resmi. Dalam acara ini, saya semestinya mendapat giliran memberi sambutan. Saya tahu, sebagai mahasiswa yang berdedikasi, saya semestinya berpenampilan rapi. Dari sini mulai banyak muncul kaum oposisi yang menentang keberadaan si ikal. Mulai dari ibu saya yang bersedia masak ayam balado setiap hari jika saya mau mencukur si ikal. Perlu diketahui, ibu saya adalah pengagum Sebastian Veron, itu artinya saya harus botak (malangnya dikau ikal T_T). Lalu dari Om Syarif. Kaprodi saya. Beliau mengancam akan memboikot laboratorium jika saya tidak merapikan rambut saya. Jika hal ini terjadi, jelaslah sudah blog ini tidak akan lagi eksis di dunia maya.
Kini saya hanya dapat berharap ada pihak-pihak yang membela hak-hak si ikal. Mengerti akan berharganya si ikal dalam kehidupan saya. Saya tahu, saya akan semakin dijauhi kaum gadis sembari menutup hidung dan memandang sinis terhadap kami berdua. Tapi yang jelas saya merasa nyaman dengan kondisi ini. Atau mungkin anda dapat member solusi yang jitu untuk kami berdua?
On the night like this
There’s so many things I wanna show you
Mocca-On the night like this
Dulu di kota ini kita berjumpa. Ada perasaan haru yang datang. Sebongkah cinta yang telah lama kupendam. Kita tak saling berpandang mata. Tidak juga berjabat tangan. Tapi aku tahu, kau juga telah lama menanti kedatanganku. Itu dapat terbaca oleh mataku. Kau cantik. Di taman ini aku menghitung setiap detik yang kita lalui hanya dengan berdiam. Empat puluh dua detik. Andai kau tahu betapa aku ingin menanyakan kabarmu selama ini. Sudahkah kau menemukan yang engkau cari-cari di kota impianmu ini. Sayang waktu terasa begitu cepat hingga aku harus mengantarmu pulang.
Dua tahun berselang.Malam ini aku kembali ke kotamu. Dalam suasana yang berbeda, dengan sikap yang berbeda pula. Sengaja aku tidak memberimu kabar kedatanganku. Karena aku tahu, engkau telah menemukan apa yang engkau cari di kota ini. Masihkah kau ingat ketika ban kita bocor di tengah jalan?kau menghiburku agar senantiasa tidak bosan. Atau ingatkah ketika kita berhenti sejenak mengamati langit malam?itulah kita berdua, sang pengamat kehidupan.
Tidak ada yang kusesalkan dalam perkenalanmu di kehidupanku. Karena disini kotamu selalu menemaniku. Hingga nanti bila resah datang kembali. Ijinkan aku kembali kesini menawarkan semua kegelisahanku. Bukan untuk menyesalkanmu, tapi hanya untuk mengumpulkan kepingan-kepingan kenangan. Hingga bila nanti saatnya tiba, aku bisa menyusun kepingan-kepingan itu menjadi mozaik kehidupan yang bisa kutunjukkan kepadamu. Mozaik yang bisa mebuatku berani tersenyum dihadapanmu kelak.
Mendewasakan Pemuda Indonesia
Seven Social Sins:
· Politics without principle
· Wealth without work
· Pleasure without conscience
· Knowledge without character
· Commerce without morality
· Science without humanity
· Worship without sacrifice
(Mahatma Gandhi)
Akhir-akhir ini saya begitu berminat terhadap dinamika kehidupan tanah air ini. Kedua orang tua saya pun terheran-heran ketika saya mulai membaca dan berdialog tentang segala hal yang berbau politik. Mereka tahu betul, anaknya adalah remaja yang lebih suka naik gunung daripada mengikuti acara debat maupun seminar tentang politik, lebih menikmati national geographic ketimbang tempo, ataupun bermain play station daripada bermain catur. Saya hanya berkata kepada mereka bahwa saya sudah seharusnya tahu apa yang harus saya ketahui, saya adalah satu dari jutaan pemuda yang kelak akan membawa kemana arah perjuangan bangsa ini. Dan inilah yang ingin saya share ke teman-teman saya sekalian pemuda masa depan.
Maaf baru saya jelaskan, seven social sins (tujuh dosa sosial) adalah kata-kata mutiara yang diukir diatas batu di depan makam Mahatma Gandhi. Banyak yang bisa kita cermati dari kata-kata diatas, meskipun singkat tapi sangat mewakili kedalaman artinya. Kata pertama yang muncul adalah politik, mungkin sebagian dari kita sangat terganggu dan risih ketika mendengar kata politik (seperti saya dulu.haha). Beberapa waktu lalu negara kita telah melakukan pemilu legislatif, memang dari kaca mata saya pemilu kali ini bisa dikatakan kurang sukses. Banyak terjadi pelanggaran, mulai dari atribut patai politik, daftar pemilih tetap, hingga proses pencoblosan yang menuai banyak kontroversi. Banyak pihak yang merasa dirugikan oleh kejadian ini, memang betul itu. Namun ketika hasil pemilu keluar, banyak pihak yang tidak “legowo” menerima hasil perhitungan. Saya rasa beberapa kerabat saya pun mengalami hal yang serupa. Sangat disayangkan ketika beberapa pimpinan parpol (yang mungkin juga kandidat capres) menggunakan kekuatan legitimasi beberapa parpol yang menyatakan bahwa pemilu kali ini adalah pemilu terburuk setelah reformasi. Saya hanya ingin berkomentar bahwa tindakan demikian adalah tindakan yang akan menjatuhkan kredibilitas anda sendiri. Bagaimana mungkin seorang (bahkan beberapa) calon pemimpin menghujat sebuah lembaga yang memegang kewenangan pemerintah. Hal ini patut disayangkan, apalagi ketika deklarasi tersebut malah terkesan sengaja mencari sensasi. Saya percaya, pemerintah telah berbuat semampu mereka. Banwaslu pun sudah melaporkan segala kekurangan pemilu kali ini. Apakah tindakan semacam itu harus dilakukan sebelum dilakukan pengkajian yang lebih dalam?Jangan jatuhkan harga diri anda dan pendukung anda, Jangan ajarkan rakyat rasa kecurigaan. Negara yang sejahtera adalah antara pemerintah dan rakyatnya saling percaya. Lakukanlah oposisi dengan sudut yang benar, rakyat menanti pendewasaan anda dan politik anda. Sehingga ketika anda bila suati saat berkuasa, kami rakyat bisa bernaung dibawahnya dengan rasa percaya dan aman.`
“True morality consist not in following the well-beaten track, but in finding out the true path for ourselves and in fearlessly following it”