Selasa, 21 April 2009

yang terlewatkan

Saya tidak mengatakan bahwa saya menyesali atau tidak mensyukuri apa yang telah terjadi dalam sejarah kehidupan saya. Kehidupan lalu hanya secuil dari perjalanan yang akan saya jalani kelak. Saya hanya merasa sedikit rindu pada kenangan saya pada masa kecil, masa dimana saya berada disekeliling orang yang menyayangi saya. Mungkin ada kalanya seseorang mencapai suatu titik stagnan yang mungkin seperti yang sedang saya alami. Titik itu membawa kembali kita menuju memori lampau baik senang ataupun susah yang mau tak mau harus kita terima sebagai garis nasib kita. Masih terlukis di dalam ingatan saya, masa ketika berkumpul bersama keluarga, bermain-main dengan teman-teman. Tidak bisa dipisahkan pula masa dimana saya mulai merasakan rasa sakit, sedih, patah hati, ataupun merasa kehilangan. Saya bersyukur hingga saat ini masih bisa mengingat itu semua. Seandainya masa lalu itu kembali, saya tidak ingin mengubah atau merusak semua takdir itu. Saya hanya ingin diberi kesempatan untuk merasakan kembali rasa bahagia maupun sedih itu, tanpa harus menyesalinya. Mungkin ketika rasa itu kembali saya rasakan, saya mampu untuk menghidupkan hati saya. Karena saya sadar, cara terbaik adalah merenung dari masa lalu dan belajar dari itu semua. Sehingga kelak saya bisa sangat bahagia dengan sedikit kesedihan dan tidak ada satupun yang terlewatkan dari kehidupan saya.