Jumat, 19 Juni 2009

Seminggu menjelang UAS



Tak terasa sudah ujian akhir menunggu di depan mata. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi perang suci kali ini. Minggu tenang yang diharapkan oleh para mahasiswa terbang sudah. Berganti dengan minggu pembalasan. Bagaimana tidak, tugas yang sudah hampir klimaks batas waktunya bertumpuk di minggu ini. Tuhan memang adil, tuntas sudah kemalasan saya semester ini dibalas dengan serangan bertubi-tubi asisten praktikum bagai lintah darat meminta laporan-laporan yang selama ini terbengkalai(hehe..buat indra ma faqih sori ya). Jadwal tidur saya pun berubah dari rata-rata jam dua malam menjadi subuh (meskipun jadwal bangun juga berubah dari jam enam jadi jam sembilan).
Wabah ‘menjelang ujian’ ini ternyata tidak saya alami sendiri. Dari hasil pengamatan saya, setidaknya sembilan puluh persen teman saya juga tertular wabah yang sama. Jika ini terus berlanjut, saya takut suasana kampus menjadi horor. Asisten dosen Thermodinamika saya faqih misalnya, hari ini dia mencukur rambutnya yang aduhai. Bukannya apa-apa, kalau menghadapi ujian saja rambutnya sudah dipotong, rambut mana lagi yang akan dia potong ketika menghadapi ujian lain seandainya kepalanya sudah licin?. Itu baru satu, lain lagi dengan Yasir. Yasir ini entah kenapa menjadi sangat terobsesi dengan film ketika cinta bertasbih. Hampir setiap teman sekelas diberinya nama tokoh film tersebut. Dan yang lebih parahnya tokoh Azam yang sangat mulia tersebut dianugerahkan Yasir kepada seorang makhluk bernama Ahamad Wafy El Khobeiri!. Astaghfirullahal’adzim
Tapi dari aroma ini saya bisa merasakan energy positif dari teman-teman. Saya selalu percaya bahwa saya memiliki teman-teman yang sangat luar biasa dan pantang menyerah. Satu hal yang perlu diingat adalah kegagalan bukanlah akhir segalanya. Mungkin pada ujian tengah semester lalu kita kurang bisa memaksimalkan upaya kita. Dan tiada kata terlambat untuk itu. Saya sendiri sempat merasa down dan berkecil hati dengan hasil ujian saya pada tengah semester ini. Namun, saya kembali teringat doa dan harapan dari ibu saya. Jujur hanya itu motivasi saya sekarang ini. Saya percaya Tuhan akan selalu membantu niat saya itu. Dan saya yakin anda semua juga memiliki motivasi yang sama. Untuk membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Percayalah bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia yang tanpa batas ini.
Terakhir saya meminta maaf apabila saya selama ini banyak berbuat salah. Semoga semua berjalan seperti yang kita inginkan dan semua itu di ridhoi oleh-Nya.Amin. Ganbatte!!Jia You!!Semangat!!
Let’s hold hand together

We can share forever

Maybe someday the sky

will be coloured with our love

Rabu, 10 Juni 2009

refresh

buka microsoft word>>>ketik =rand (200,99) enter
lihat hasilnya...

anda akan tahu tentang rahasia microsoft.hehe
selamat mencoba

Senin, 08 Juni 2009

Afry di masa kelas tiga sma (Part I)



Entah kenapa malam ini saya kembali teringat masa-masa saya bersekolah. Salah satu masa yang penuh intrik, menyenangkan sekaligus masa pembentukan karakter, tak terkecuali bagi saya. Banyak kenangan yang terekam dalam ingatan saya, tapi kali ini saya hanya akan bercerita tentang masa kelas tiga saya, atau lebih tepatnya kelas dua belas. Kelas ini disebut kelas dua belas ipa satu. Tak ada satu pun wanita disini, atau bisa dikatakan semua penduduknya adalah pria. Bisa dibayangkan betapa suramnya kelas kami. Bau keringat,bau kaki sudah menjadi kebiasaan disini, tidak mengherankan apabila kelas kami dinobatkan menjadi salah satu kelas paling jorok dan yang paling memabukkan. Saya sendiri memecahkan rekor dengan tidak pernah mencuci celana PDH saya (semacam pakaian identitas sekolah) selama tiga tahun penuh. Dan terus terang saya tidak bangga dengan rekor tersebut.
Seperti biasa, pada pagi hari saya selalu telat masuk. Namun saya selalu menikmati kemalasan ringan seperti ini karena semua itu selalu kembali pada prinsip,”telat pun harus dilakukan dengan semangat”. Sebelum memulai pelajaran di kelas, tradisi tadarus dilakukan lima belas menit. Namun banyak sebagian teman saya yang menggantinya dengan makan pagi, menonton tv, maupun melanjutkan tidur pagi. Saya hanya bisa menggelengkan kepala. Berulang kali saya mengingatkan mereka, tapi hujatan-hujatan yang sering saya terima (bayangkan kisah nabi musa). Anda tahu sebabnya? Karena pada saat tadarus dimulai, saya belum sampai dikelas karena telat.
Tidak berbeda dengan kalian, pelajaran adalah satu hal yang paling menjenuhkan. Bahkan saking ekstrim-nya hampir delapan puluh persen populasi kelas tertidur di kelas. Dan saya sekali lagi termasuk daftar begundal-begundal penidur tadi. Kadang kami bingung, apakah di dalam kelas kami terdapat roh-roh halus yang suka membuat kantuk kami. Saya sangat jengkel terhadap kemalasan seperti ini, pernah kami satu kelas membuat upacara memanggil makhluk halus tadi. Bukan untuk memintanya pergi, melainkan membuat ngantuk sang guru juga. Untungnya, guru-guru disini sangat baik. Selain sangat tahan terhadap bau-bau tidak jelas tadi, mereka juga tidak pernah memarahi kami karena tertidur. Alasan mereka sangat mulia,”Lebih baik kalian tidur daripada mengganggu proses belajar mengajar”. Kami pun sangat menghormati dan menghargai dedikasi beliau-beliau tadi dengan penuh keikhlasan. Dan akhirnya proses belajar mengajar pun berjalan dengan damai dan lancar.
(bersambung ke Part II)