Minggu, 16 September 2012


Salwa Chadijah


Mungkin agak sedikit aneh menulis nama Salwa disini, bukan karena apa-apa, tapi karena jarak usia saya dengannya cukup berbeda (walaupun secara fisik mungkin saya terlihat lebih muda:) ). Selain itu, saya sendiri hanya intens berbicara dengannya sesaat sebelum saya meninggalkan Jakarta. Tapi mungkin bobot pembicaraan yang kami bicarakan sedikit berat itulah yang membuat saya telah menganggapnya seperti adik saya sendiri. Salwa, secara fisik cantik, sedikit galak (kata tektek) dan kadang terasa lembut, tapi yang paling dominan adalah sifat lugunya yang kadang membuat saya tidak berhenti tersenyum.  Dan mimpinya yang paling ambisius adalah mendapatkan balasan mention dari Siwon (entah Siwon itu nama makanan apa). Oiya satu lagi dia juga hallyu freaks, jadi jangan pernah bosan ketika dia mencecar statement yang berbau Korea.

Ada dua peristiwa yang membuat saya senang sekaligus sedih ketika mendengar nama Salwa. Yang pertama adalah kejadian bbm Fatir yang tidak akan pernah saya lupa (i feel sorry for you mbon,hehe). Dan yang kedua adalah tragedi facebook hacking yang cukup membuat hari terakhir saya di Jakarta menjadi kelabu. Anyway, buat Salwa:  Buat hidup Salwa lebih berwarna, temukan hal yang benar-benar Salwa suka, lalu tekuni hal tersebut. Setidaknya hal tersebut akan membuat Salwa menjadi lebih dewasa. Terus juga, jangan kebanyakan liat film J help your momma too.

Remember when you really care about someone, or in reverse someone really cares about you alot. The only thing you should do was to be thankful. Care/cared is a gift. And thats why, you should learn more about what the meaning of care itself (so do i). I'll never tell anyone what really happened at that early morning. Altough you always being embrassed, and thats pretty cute. And thats why

 Dan terakhir saya berdoa semoga Salwa selalu bahagia dengan apa yang Salwa lakukan dan tentu saja bersama orang yang selama ini diimpikan (kalo kata Salwa seperti ‘Abah’). Amin
mada mada dane

Senin, 03 September 2012

OSOREZAN REVOIR

Entah saya kurang ingat betul kapan terakhir kali saya naik gunung, mungkin sekitar 4-5 tahun lalu. Kadang saya sendiri ragu, apakah badan dan nafas ini masih memungkinkan untuk naik gunung?hehe. Tapi kenyataannya, segala kekhawatiran tadi hilang ketika mental kita telah betul-betul siap. Dan memang benar, yang dibutuhkan hanya kaki yang tidak berhenti berjalan, tangan yang tak pernah lelah menjangkau, pundak yang tak pernah menurun, dan mata yang selalu menatap kedepan. Sama halnya seperti kehidupan yang mau tak mau harus terus kita perjuangkan. 5 tahun yang lalu saya berkunjung kemari. Banyak kejadian baik dan buruk yang terjadi. Ya, tidak apa-apa..saya memang banyak kehilangan hal-hal penting sejak saat itu. Tetapi saya tidak akan pernah berhenti mencari. 






Sampai berjumpa kembali semeru, saya selalu merindukanmu. Osorezan Revoir